Jumat, 10 Februari 2012

Penulis: Perdi Kastolani
"Puisi Untuk Lilik"
“Kenapa yah wanita itu menolak dan menerima juga dicintai, tidak sebaliknya kita para lelaki?...” Itulah pertanyaan Fuad pada sahabat-sahabatnya aku (Sultan) dan Mustofa. “Andai… aku ditakdirkan kayak wanita bisanya nolak dan nerima aja, enak aku rasa. Gak usah capek-capek mikirin gimana caranya nembak cewe, biar bisa diterima.” Keluh Fuad pada kami. “Hus, jangan ngomong gitu kagak baik…. “gimana gadis yang kamu taksir, sudah kamu tembak Ad…? Tegur Tofa. “beh, gimana mau nembak cewe, deketin tu cewe aja dia gak berani. kebanyakan mikir aja tu anak bisanya, gak ada kerjanya….” “teman kita tuh Tan, diejek juga. kalo mau ngejek tuh tetangga sebelah, biar dikeroyok orang satu kampung… dituntut sudah memperkosa anak orang. “Gimana Ad udah kamu tembak Lilik….? Jangan dengerin tu anjing baru lewat.” “elo yang anjing…….” “suda…h, kerjakan tugas aja sana, gak usah ikut omongan orang dewasa, kamu masih belum nyampe, tar salah guna.” Hardik Fuad kepadaku “ gimana yah Fa, aku….Masih,….” “selamat-selamat-selamat, kapan kita ngerayakan hari jadian mu… potong Ku menggila” “belum ngomong dodol….. aku masih belum nemuin cara tuk mulai pembicaraan ku dengan Lilik. Fa” “kebanyakan mikir, apa takut ketolak Ad…? hardik ku… ckkk.” “gue sulam juga mulut nie anak, dari tadi bawel aja kerjaannya.” Tofa mulai kesal ngeliat tingkah Sultan yang ngejek dari tadi. “emang bisa disulam mulutnya Tof….? Tanya Fuad. “tau ah. Kesal aku, asal ceplok aja aku…, biar tu anak diam…” “ aku…..” “ diam…, motong omongan orang aja dari tadi Tan,” nada tinggi Tofa mencegat omongan Fuad. “gue gak ngomo… ng…. Fuad tu yang ngomong” sanggah Sultan.…. jengkel. “kapan gue ngomongnya nie, ya udah kalian aja deh yang ngomong terus. Fuad kesal” “maaf-maaf, kebawa emosi…. Maklum kebanyakan minum darah gue tadi pagi, jadinya sensian gini deh. Owh iya mau ngomong apa tadi….?” “aku masih bingung Tof, dimana aku harus memulai memberikan perhatianku dan cintaku kepadanya.”…. “jangan kebanyakan mikir, tar ilang, keburu diambil orang. Kudengar ada cowok yang juga suka dengan dia…” tegurku, mewanti-wanti hati Fuad yang tengah galau. “hah, yang berner lu Tan….” Tofa kaget… bukan main. “ia Tan,…. Tapi kok lo yang kaget Tof, harusnya itu dialog gue yang kaget…..” “ owh iya, … maaf,… kemakan suasana aku,…. Kaget deh lo sono….!” “Hah……! ada cewe yang deketin Lilik, ah, jadi salah, cowok………deketin Lilik.” “bene…ran….. ” “siapa….. yang berani deketin gebetan teman kita, biar aku sikat tu anak….Tofa geram...” “lantai kali disikat. Tuh, sikat teman disamping mu yang deketin Lilik…. “kampret, bohongin kami lu yah, sikat Tof…..” seru fuad, jengkel.

                                                                   ***

Suasana kampus yang hiruk piruk seluruh mahasiswa yang disibukkan dengan berbagai aktifitas kampus terlihat wanita pujaan Fuad yang duduk manis diantara teman-temannya untuk belajar bersama. Dan seperti biasa juga, dari kejauhan Fuad hanya memandang dan memejamkan mata menghayalkan wanita yang dia cinta ada disampingnya. Meski Fuad satu jurusan dengan Lilik, jarang mereka bisa bertegur sapa karena banyaknya mahasiswa di Jurusannya. “Jangan cuman dipandangin aja, samperin tu cewek, tembak dia, jangan takut menyatakan perasaan, jika demikian kamu akan menyesal. Tuh lihat mumpung dia mau ke Perpus tuh. lukan cowo, jangan takut mengatakan cinta.….” Suara ku bangunkan lamunan Fuad. “eh… kamu Tan …. ? “sudah sana, samperin dia. Kali ini harus ada hasilnya yah, jangan kayak kemarin-kemarin….. lagi.” Benar saja ternyata, kali ini Fuad pulang dengan membawa hasil yang menakjubkan dengan telapak tangan merah yang menempel di wajahnya. Gara-gara pengen ngumpet malu ketemu Lilik, malah kesundul bokong cew yang lagi asyik nungging-nungging di depannya.. Akibatnya tamparan tangan kosong dari wanita itu melayang ke pipi kanannya. “eheg… (tersedak), kenapa muka lo Ad …… ada cap Lima jari, baru pengesahan dimana.…lo.?” Ejek ku. “tau tu cewe, main tampar muka orang aja. Jadi malu gue di depan Lilik… “jadi, kamu masih belum nembak Lilik juga…. Fuad-fuad. Kapan sih lo beraninya…nembak Lilik. Kamu itu jangan takut mengutarakan cinta, kamu harus berani menerima jawaban yang akan diberi Lilik nanti. Jangan jadi pengecut lah kamu jadi laki-laki. “wawwww….., bagus banget cap lima jarinya Ad, dapet dimana kamu, mau dong…. Kita-kita…..” ejek teman-teman mahasiswanya. Ow iya, Fuad ini adalah mahasiswa dari perguruan Tinggi STAIN Palangka Raya jurusan ESY prodi Syariah. “mau, sini aku tampar kalian satu-satu…..? “sudah ad,.. jangan hiraukan mereka. kamu kalau begini terus, gimana kamu tahu kalau dia tidak suka sama kamu, atau sebaliknya. Begini ya Ad,.. “Kamu tak akan pernah sukses jika kamu tak pernah gagal, tak akan bahagia jika tidak sedih, dan tidak akan menemukan cinta sejati jika kamu tidak patah hati. Kamu harus Jujur pada perasaanmu, utarakan apa yang kamu rasakan. Karena memendam rasa itu lebih menyakitkan daripada penolakan. Dalam cinta kamu jangan banyak mebuang waktu untuk memahami hal-hal yang sudah kamu ketahui kebenarannya”. Aku tersedak oleh omonganku sendiri, Tak kuduga akan mengucapkan ini. Mungkin ini naluriku sebagai sahabatnya. Ckkk…… Fuad hanya mendesah pelan sambil memandang kejauhan, merenungi perkataan ku. dengan tarikan nafas yang dalam…. “baiklah aku akan mengungkapkan perasaanku kepadanya. Tapi sekarang aku butuh bantuan kamu, bagaimana caranya aku nembak Lilik, karena selama ini aku tidak pernah mengungkapkan cinta kepada cewe satupun.” “yang harus kamu lakukan saat dihadapannya, ambil nafas yang panjang sebelum kamu bicara dengannya, pikirkan sejenak apa yang harus kamu katakan… karena di dunia ini ada tiga hal yang membuat kita sukses, pertama kerja keras, kedua kemauan dan ketiga Fokus. Dan jangan lupa sebelum itu kamu harus berdo’a dulu sebelum mulai. Karena kunci kesuksesan sesungguhnya ada pada-Nya.” “ia pak Ustadz…..!

                                                                        ***

Di lelepnya malam, riang dengan nyanyian-nyanyian jangkrik menemani kegelisahan Fuad yang tengah memikirkan apa yang akan dia lakukan kepada Lilik besok. “ tak banyak kata yang bisa ku beri, cukup kau tatap mataku dan lihat senyumku, berjuta cinta bermuara disana”. Tiba-tiba igauan Tofa meggeritik memberikan ilham kepada lamunan Fuad untuk merangkai sebuah puisi. Susah payah, perlahan tapi pasti puisi untuk Lilik pun selesai. Dengan perasaan senang berbaur gundah. Takut apakah Lilik akan menolak cintanya….atau sebaliknya. “Kamu harus Jujur pada perasaanmu, utarakan apa yang kamu rasakan. Karena memendam rasa itu lebih menyakitkan daripada penolakan”. Perkataan Sultan kembali terngiang ditelinganya menguatkan tekadnya untuk maju esok hari. Dengan senyuman yang sedikit berat dilepaskannya masalah di hari itu dengan harapan esok menjadi bunga terindah disepanjang hidupnya. *** Seperti biasa, hiruk piruk mahasiswa memadati kegiatan-kegiatan dalam kampus. duduk Lilik diantara sahabt-sahabatnya di Gazebo-gazebo kampus. Dengan perasan takjub dan gugup melihat kecantikan Lilik, Fuad memberanikan diri untuk melangkah mendekap hati Lilik sang pujaan hati. “permisi….! “ada apa Ad…?”, tanya salah satu teman Lilik. Tanpa basa-basi,…dan gugup. “Lilik aku bisa, ngomong berdua sama kamu…..? “ngomong aja disini…..? “ gak bisa lik… ini penting….! “ya udah lik, kami ke Perpus dulu yah….? Reaksi teman-temannya memberi tempat menreka berdua. “eh tunggu,… aku ikut…? “selesain urusan kalian aja dulu. Tu lihat Fuad sudah gemetaran tuh… ckkk… “Lik, aku cinta kepadamu…” “hah….? “Aku tak banyak kata yang bisa ku beri,cukup kau tatap mataku dan lihat senyumku, berjuta cinta bermuara disana. Mendengarmu adalah caraku mencintaimu, Sederhana, tapi tak sesederhana itu.” “tapi….?” “Mungkin aku bukan yang terbaik bagimu, tapi yakinlah akan ketulusanku. Karena bagiku, mencintaimu adalah kebahagiaanku. Sampai detik ini, cinta ini masih mejadi misteri di hatiku yang tak pernah ku ketahui, maka dengan dirimu aku ingin pecahkan misteri itu. Aku mencintaimu, karean tidak ada satupun cinta sejati yang aku temukan selain dirimu. Aku mencinaimu kareana disismu sepiku hilang, disampingmu aku terjaga,dan bersamamu aku bahagia. Senyummu yang mampu membuat aku tersenyum, hingga aku merasa kamu adalah, cinta sejatiku.” “kenapa harus dengan diriku Ad, masih banyak kan wanita-wanita yang lainnya, tentu lebih baik pula bagimu….?” “mencintaimu adalah inginku, memilikimu adalh dambaku, jadi untuk apa aku mengharap cinta yang lain, jika aku sedang berada berharap kamu membalas cintaku. Aku ingin kamu menjadi wanita pertama dan terakhirku sebagai cinta sejati dalam hidupku.” “aku juga suka kamu….Ad.” dengan nada suara malu-malu. “jadi…….?’’ Lilik menganggukkan kepalanya, mengiyakan dugaan Fuad…. Akhirnya mereka hidup bersama. Selamanya…..!

                                                                                             SEKIAN……….!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar